WagonNews, Jakarta – Bank Sentral Jerman, Deutsche Bundesbank, baru-baru ini mengumumkan keterlibatannya dalam Project Guardian, sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk mengeksplorasi potensi tokenisasi pasar keuangan. Proyek ini bekerja sama dengan Otoritas Moneter Singapura (MAS), yang telah meluncurkan inisiatif ini pada Mei 2022 untuk menggali peluang dalam tokenisasi aset keuangan secara lintas batas.
Project Guardian melibatkan berbagai pihak, termasuk pembuat kebijakan, lembaga keuangan, serta pemimpin industri, untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja yang memungkinkan integrasi Distributed Ledger Technology (DLT) ke dalam sistem keuangan global. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta mempercepat likuiditas pasar di seluruh dunia.
Fokus Utama Bank Sentral Jerman
Keikutsertaan Bundesbank dalam Project Guardian memperkuat kolaborasi internasional dalam menciptakan standar global untuk ekosistem keuangan yang ditokenisasi. Fokus utama Bundesbank adalah pada pengelolaan aset dan kekayaan. Bank ini akan berperan dalam mengembangkan platform blockchain yang memungkinkan pengelolaan dana yang ditokenisasi dengan lebih efisien.
Burkhard Balz, anggota Dewan Eksekutif Bundesbank, menyampaikan bahwa kerja sama ini akan memperkaya pengalaman kedua belah pihak dalam menggunakan teknologi DLT dan blockchain di sektor keuangan. Menurutnya, MAS dan Bundesbank memiliki fokus yang sama dalam mengeksplorasi aplikasi inovatif dari teknologi ini, yang dapat membawa dampak positif bagi sektor keuangan global.
“MAS tengah bekerja keras untuk mengeksplorasi berbagai topik inovatif yang juga kami tangani di Eropa. Teknologi DLT dan blockchain adalah salah satu yang sangat relevan di sektor keuangan,” ujar Balz mengenai kolaborasi ini.
Penghubung antara Eropa dan Asia
Dengan bergabung dalam Project Guardian, Bundesbank berharap dapat memperkuat hubungan antara pasar keuangan Eropa dan Asia, serta mendorong berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam tokenisasi aset. Leong Sing Chiong, Wakil Direktur Pelaksana MAS, menegaskan bahwa keahlian Bundesbank akan sangat penting untuk memajukan likuiditas dan efisiensi pasar keuangan melalui tokenisasi.
“Keahlian Bundesbank sangat penting dalam mendukung kami untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar keuangan melalui tokenisasi aset. Kami berharap dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam meningkatkan sistem ini,” kata Leong.
Proyek Percontohan: Uji Kelayakan Tokenisasi Aset
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Bundesbank bersama dengan para peserta lainnya sedang menjalankan proyek percontohan yang bertujuan untuk menguji kelayakan penggunaan aset yang ditokenisasi di berbagai yurisdiksi. Tujuan utama proyek percontohan ini adalah untuk mengidentifikasi metode pengelolaan dan perdagangan aset digital melalui platform yang dapat dioperasikan bersama.
Salah satu contoh proyek percontohan yang telah dilaksanakan adalah kolaborasi antara UBS Asset Management, Swift, dan Chainlink. Dalam proyek ini, mereka berhasil menyelesaikan transaksi langganan dan penebusan dana yang ditokenisasi melalui jaringan Swift. Ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi blockchain dapat diintegrasikan dengan sistem keuangan tradisional untuk meningkatkan efisiensi.
Proyek ini menggunakan infrastruktur Chainlink untuk memastikan penyelesaian transaksi yang aman dan cepat di luar jaringan, serta memungkinkan akses data secara real-time. Dengan demikian, proyek ini menunjukkan potensi besar dari tokenisasi dalam meningkatkan operasi pasar keuangan yang lebih efisien.
Peran Bundesbank dalam Proyek Percontohan
Bundesbank berperan dalam proyek percontohan ini dengan fokus pada pengembangan solusi yang memungkinkan transfer dana yang ditokenisasi secara efektif dalam alur kerja Manajemen Aset dan Kekayaan. Selain itu, kontribusi Bundesbank juga bertujuan untuk mengatasi tantangan operasional dan mempercepat adopsi teknologi blockchain dalam sistem keuangan.
Melalui keterlibatannya dalam proyek ini, Bundesbank berharap dapat memperbaiki berbagai kendala yang ada dan memberikan solusi praktis untuk penerapan teknologi blockchain di dunia nyata.
Pandangan Bank Sentral Singapura tentang Kripto Swasta
Sementara itu, Direktur Pelaksana Bank Sentral Singapura, Ravi Menon, memberikan pandangannya mengenai masa depan mata uang kripto. Menon menyatakan bahwa mata uang kripto swasta, yang tidak memiliki nilai inheren, kemungkinan besar akan memudar dalam jangka panjang. Menurutnya, sistem moneter masa depan akan lebih bergantung pada tiga komponen utama: mata uang digital bank sentral (CBDC), kewajiban bank komersial yang diberi token, dan stablecoin yang dikendalikan secara ketat.
“Koin digital swasta telah gagal memenuhi uji kelayakan sebagai uang karena tidak dapat mempertahankan nilainya. Mereka hanya diperdagangkan untuk mencari keuntungan cepat, bukan untuk menabung atau melakukan transaksi jangka panjang,” ujar Menon dalam wawancara dengan Yahoo Finance.
Visi Menon tentang Stablecoin Masa Depan
Dalam visi Menon, stablecoin masa depan yang sepenuhnya didukung oleh obligasi atau uang tunai pemerintah yang berkualitas tinggi dapat membawa inovasi dalam sistem keuangan tanpa mengorbankan stabilitas. Hal ini berbeda dengan mata uang kripto yang mudah terpengaruh fluktuasi nilai dan volatilitas pasar.
Pandangan Menon ini mencerminkan keinginan para bankir sentral untuk mengembangkan mata uang digital yang lebih teratur dan dapat dipertanggungjawabkan, mengingat potensi risiko dari kripto swasta yang tidak dapat dijamin oleh otoritas tertentu.
CBDC: Masa Depan Mata Uang Digital
Pandangan positif mengenai CBDC juga disampaikan oleh Deputi Gubernur Reserve Bank of India (RBI), M. Rajeshwar Rao. Ia menyatakan bahwa CBDC dapat mengisi kekosongan yang ada dalam sistem pembayaran tradisional dengan menawarkan solusi yang lebih aman dan efisien. Selain itu, CBDC dapat memberikan jaminan privasi dan keamanan bagi penggunanya, yang sulit dicapai oleh mata uang kripto swasta.
Rao juga menekankan bahwa RBI sedang bekerja untuk memperluas fungsionalitas CBDC, termasuk kemungkinan pembayaran offline, yang dapat mempermudah akses bagi pengguna di daerah-daerah yang tidak memiliki koneksi internet yang stabil.
Perubahan Pajak atas Keuntungan Bitcoin di Italia
Di sisi lain, Italia berencana untuk meningkatkan pajak atas keuntungan modal yang diperoleh dari mata uang kripto, seperti Bitcoin. Menteri Ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti, mengungkapkan bahwa pajak keuntungan Bitcoin dan kripto lainnya akan dinaikkan menjadi 42% dari 26%, sesuai dengan anggaran negara yang akan disetujui pada akhir Desember 2024.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan pendapatan negara, dengan proyeksi tambahan sekitar USD 18,03 juta atau setara Rp 280,3 miliar per tahun. Namun, rencana ini mendapat kritik dari beberapa anggota parlemen di partai yang sama, termasuk Giulio Centemero, yang menyarankan dialog lebih lanjut dengan pelaku pasar agar langkah ini tidak kontraproduktif.
Peningkatan pajak ini menunjukkan perhatian lebih besar dari pemerintah Italia terhadap regulasi dan pengawasan transaksi kripto, yang semakin populer di seluruh dunia.
Disclaimer: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. WagonNews tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil. Pelajari dan analisis terlebih dahulu sebelum membeli atau menjual aset kripto.