WagonNews – China tengah mempersiapkan sektor semikonduktornya untuk menghadapi potensi kebijakan yang lebih keras selama empat tahun ke depan jika Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS. Industri ini memperkuat pembelian peralatan pembuatan chip dari luar negeri, sekaligus mengidentifikasi peluang untuk merekrut talenta global dan menjalin kemitraan baru.
Beberapa strategi yang sedang dipertimbangkan oleh pelaku industri chip China adalah menjalin hubungan lebih erat dengan negara-negara dan perusahaan yang mungkin merasa terganggu oleh kebijakan Trump. Selain itu, peningkatan kemandirian dalam produksi chip domestik juga menjadi prioritas utama, menurut analisis dari lebih dari 30 artikel dan catatan riset yang dipublikasikan oleh perusahaan chip dan asosiasi di China setelah kemenangan Trump.
Fokus pada Aliansi Global dan Perekrutan Talenta
Pada masa jabatan pertamanya, Trump memberikan tekanan besar pada perusahaan telekomunikasi besar China seperti Huawei dan ZTE, serta pembuat chip SMIC. Ketiganya dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan yang membatasi akses mereka terhadap perangkat keras dan perangkat lunak asal AS. Sementara itu, pemerintahan Biden cenderung mengadopsi pendekatan kontrol ekspor yang lebih luas dengan tujuan membatasi seluruh akses China terhadap teknologi chip tercanggih yang dibuat oleh perusahaan AS.
Zhu Jing, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Industri Semikonduktor Beijing, baru-baru ini menyarankan agar perusahaan chip China memperluas bisnis internasional mereka dan mulai memasuki lebih banyak pasar global. Menurutnya, ada peluang untuk melanjutkan pembelian chip tertentu jika koordinasi global antara AS, Jepang, dan Eropa terkait penegakan sanksi terhadap China melemah di bawah pemerintahan Trump. Zhu juga menyebut bahwa sektor ini harus meningkatkan upaya untuk menarik talenta asing, terutama jika kebijakan AS membuat sulit bagi pelajar dan profesional asal China untuk bekerja di Amerika.
“Setelah Trump kembali menjabat, kemungkinan besar akan ada keuntungan bagi perkembangan industri semikonduktor di China, baik dalam hal tenaga ahli, perusahaan multinasional, maupun kolaborasi internasional. Saya menyarankan agar kita cepat beradaptasi dengan situasi baru ini,” katanya dalam sebuah artikel di platform WeChat.
Artikel-artikel lainnya juga memperkirakan adanya peningkatan kontrol ekspor dan kemungkinan tarif tambahan di bawah Trump, sehingga memperkuat kemandirian produksi chip domestik dianggap sebagai langkah terbaik ke depan.
Dorongan pada Kemandirian dan Lokalisasi
Sejumlah besar perusahaan chip di China telah merasakan dampak dari kebijakan Trump di masa lalu. Trump mendorong negara ini untuk lebih fokus pada pengembangan industri semikonduktor lokal, yang akhirnya membangun fondasi bagi China untuk bergerak menuju kemandirian. Dalam akun media sosialnya, Jinan Lujing Semiconductor Co., yang memproduksi chip keamanan dan perangkat daya, menyebut bahwa “periode kepemimpinan Trump sebelumnya membuat kami menyadari pentingnya sektor semikonduktor dan urgensi untuk melokalkan industri ini.”
Perusahaan tersebut menekankan bahwa pengalaman selama masa pertama Trump telah memberi pelajaran penting bagi industri untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi ketergantungan pada pihak luar. Banyak perusahaan semikonduktor di China yang mengantisipasi tantangan berkelanjutan dari AS, meskipun beberapa pelaku industri memperkirakan tantangan lebih besar jika Kamala Harris yang memenangkan pemilu.
Meningkatkan Pengadaan Peralatan Semikonduktor
China kini semakin gencar membeli peralatan pembuatan chip dari luar negeri. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, impor peralatan semikonduktor China meningkat hingga sepertiga, mencapai angka USD 24,12 miliar, berdasarkan data dari Bea Cukai China. Dari jumlah tersebut, USD 7,9 miliar dialokasikan untuk mesin litografi, yang diperlukan untuk membuat chip paling canggih. Pembelian mesin ini naik sebesar 35,44% dibanding tahun sebelumnya.
Sebagian besar mesin litografi ini berasal dari Belanda dengan nilai total USD 7 miliar. ASML Holding, produsen mesin litografi asal Belanda, telah menghentikan pengiriman mesin litografi deep ultraviolet (DUV) tercanggihnya ke China tahun ini, bahkan termasuk beberapa model DUV yang lebih lama untuk pabrik tertentu. Langkah ini mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintahan Biden tahun lalu, yang semakin memperketat akses China terhadap teknologi semikonduktor canggih. ASML juga tidak dapat mengirimkan mesin litografi ultraviolet ekstrim (EUV) ke China sejak 2019.
Beberapa sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan-perusahaan China telah memaksimalkan pesanan peralatan semikonduktor guna melindungi diri dari kemungkinan dampak pemilu.Para sumber tersebut memilih tetap anonim karena sifat informasi yang sensitif.
Meningkatkan Kapasitas Produksi Lokal
“Perusahaan teknologi China, yang telah merasakan dampak dari tarif pada masa Trump pertama kali, telah secara bertahap meningkatkan kapasitas produksinya untuk mengurangi risiko di masa depan,” ujar Nori Chiou, direktur investasi di White Oak Capital Partners yang berlokasi di Singapura.Menurutnya, perusahaan-perusahaan China kini lebih siap menghadapi kemungkinan tarif tambahan atau sanksi perdagangan dibandingkan periode perang dagang pada 2018 dan pemilu 2020.
Dengan mengembangkan kapasitas produksinya, industri chip China berharap dapat mengurangi ketergantungan pada pemasok asing, terutama untuk komponen-komponen kritis yang berpotensi dibatasi oleh kebijakan AS. Kemandirian teknologi kini menjadi fokus utama, dan banyak perusahaan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan teknologi dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk internasional.
Memperkuat Ketahanan untuk Masa Depan
Secara keseluruhan, industri chip China kini lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan global, termasuk kemungkinan kebijakan keras dari pemerintahan AS yang akan datang. Dengan memperluas jaringan internasional, merekrut talenta dari luar negeri, dan meningkatkan kapasitas lokal, industri semikonduktor China berusaha memperkuat posisi mereka dalam menghadapi persaingan global. Para pelaku industri ini optimis bahwa dengan kemandirian yang lebih besar, mereka dapat mengatasi hambatan yang mungkin timbul dari kebijakan pemerintahan Trump yang berpotensi kembali berkuasa.