WagonNews — Setidaknya 18 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah terkena dampak banjir, longsor, dan angin kencang yang menyebabkan banyak rumah dan fasilitas rusak. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa kejadian ini melanda Kecamatan Kebonpedes, Sukabumi, Gunungguruh, Kadudampit, Cisaat, Nyalindung, Jampangtengah, Cibadak, Caringin, Pabuaran, Kalibunder, Gegerbitung, dan Kabandungan.
Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, menyampaikan dalam pernyataan tertulis bahwa total terdapat 20 lokasi yang terdampak. Dari jumlah tersebut, 9 titik mengalami longsor, 8 titik mengalami kerusakan akibat angin kencang, dan 3 titik lainnya terendam banjir. Menurut laporan terbaru, terdapat 18 rumah yang terendam air, 3 rumah mengalami kerusakan sedang, serta sejumlah tembok penahan tanah (TPT) dan fasilitas sekolah ikut rusak.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun banyak rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan,” kata Daeng. Ia juga menambahkan bahwa bencana ini menyebabkan terganggunya fungsi layanan umum, pemerintahan, serta akses jalan bagi transportasi.
Dampak Luas dan Penanganan Banjir di Sukabumi
Dengan cuaca ekstrem yang terus berlangsung, warga di sejumlah desa yang terkena banjir Sukabumi harus waspada terhadap potensi bahaya lainnya. Selain menimbulkan kerugian materi, bencana ini juga memengaruhi kenyamanan warga sehari-hari dan membuat mereka harus mencari tempat tinggal sementara. Hingga saat ini, BPBD terus berupaya memberikan bantuan, baik dalam bentuk logistik maupun bantuan teknis untuk membuka akses yang terputus.
Selain bantuan langsung, pemerintah daerah bersama BPBD Sukabumi melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi risiko banjir Sukabumi berulang di masa mendatang. Mereka mendesak warga yang tinggal di wilayah rawan longsor untuk selalu memperhatikan peringatan cuaca dan mengikuti arahan dari petugas lapangan demi keselamatan.
Dengan adanya bencana ini, masyarakat di wilayah Sukabumi diharapkan tetap siaga terhadap perubahan cuaca yang bisa menambah ancaman. Kesiapsiagaan menjadi penting agar warga bisa melakukan evakuasi cepat jika situasi semakin memburuk.