WagonNews, Jakarta – Tether, perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia, melaporkan pencapaian besar dengan laba bersih sebesar USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 39,2 triliun (dengan kurs Rp 15.724 per dolar AS) pada kuartal ketiga tahun 2024. Laporan ini dirilis dalam laporan atestasi terbaru yang disiapkan oleh firma akuntansi ternama, BDO.
Tether terus memperlihatkan performa yang luar biasa dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dengan keuntungan kumulatif mencapai USD 7,7 miliar atau setara Rp 120,8 triliun. Laporan ini juga mengungkapkan bahwa total aset perusahaan kripto ini mencapai USD 134,4 miliar, yang menunjukkan kekuatan finansialnya yang semakin kokoh di tengah ketatnya persaingan pasar.
Diversifikasi Investasi Tether: Dari Komoditas hingga Kecerdasan Buatan
Melihat potensi pasar yang luas, Tether kini mulai mengalokasikan sebagian keuntungannya ke dalam investasi di bidang perdagangan komoditas dan kecerdasan buatan (AI) yang saat ini tengah berkembang pesat. Selain itu, sektor pertanian juga menarik perhatian perusahaan ini sebagai area potensial untuk pengembangan. Investasi total Tether pada sektor-sektor ini telah mencapai USD 7,7 miliar, menegaskan komitmen mereka dalam memperluas portofolio investasi di luar ranah kripto.
Cadangan Besar dalam Obligasi Pemerintah AS
Menurut laporan terbaru pada Kamis, total cadangan Tether mencapai sekitar USD 105 miliar, dengan sebagian besar ditempatkan dalam bentuk obligasi pemerintah Amerika Serikat. Posisi ini menempatkan Tether sebagai salah satu pemegang utang AS terbesar di dunia, melampaui beberapa negara maju seperti Jerman. Langkah ini memperlihatkan strategi yang stabil dari Tether dalam menjaga kepercayaan investor dan kestabilan nilai asetnya.
Penilaian dan Audit oleh Firma Keuangan Cantor Fitzgerald
Firma keuangan asal New York, Cantor Fitzgerald, telah meninjau laporan keuangan Tether. Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, dikenal sebagai penggemar Tether yang vokal sejak tahun lalu. Hal ini menjadi indikator bahwa Tether terus berupaya mempertahankan transparansi di tengah berbagai kontroversi yang dihadapinya.
Meskipun demikian, Tether tidak lepas dari sorotan negatif. Pekan lalu, laporan dari Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Tether saat ini menjadi subjek investigasi kriminal di Amerika Serikat. Namun, perusahaan ini tetap melanjutkan operasionalnya dengan kekuatan dan rencana ekspansi yang solid.
Pertumbuhan Nilai Pasar Stablecoin di Tengah Pasar Kripto
Selama tujuh hari terakhir, nilai pasar stablecoin mengalami peningkatan signifikan, naik dari USD 163,16 miliar menjadi sekitar Rp 2.664 triliun (dengan kurs Rp 16.333 per dolar AS). Data dari Bitcoin.com pada Rabu, 31 Juli 2024, menunjukkan bahwa volume perdagangan token kripto yang dipatok pada mata uang fiat mencapai sekitar USD 55,37 miliar.
Selama periode ini, nilai pasar stablecoin Tether (USDT) tumbuh sebesar USD 1,2 miliar. Beberapa pesaing seperti USD Circle (USDC) juga mengalami peningkatan, meskipun dalam skala yang lebih kecil, dengan kenaikan sebesar USD 320 juta. Lonjakan ini menunjukkan ketertarikan pasar yang tinggi pada stablecoin sebagai alat pembayaran dan investasi yang relatif stabil.
Dominasi USDT dan USDC dalam Volume Transfer Stablecoin
Tether (USDT) dan USD Circle (USDC) menjadi dua stablecoin yang mencatat volume transfer terbanyak, mengungguli stablecoin lain seperti DAI dan USDB. Berdasarkan data dari Artemis.xyz, kedua token ini mendominasi pasar stablecoin dengan transfer harian yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua stablecoin tersebut memiliki peran penting dalam transaksi sehari-hari di pasar aset kripto.
Integrasi Stablecoin di Pasar Kripto
Peningkatan kapitalisasi pasar stablecoin yang tercatat baru-baru ini menunjukkan semakin kuatnya peran stablecoin dalam transaksi aset digital. Seiring dengan penurunan nilai berbagai mata uang kripto lainnya, permintaan untuk stablecoin semakin meningkat karena sifatnya yang dipatok pada mata uang fiat, sehingga nilainya lebih stabil.
Tren Integrasi Stablecoin dalam Ekosistem Digital
Stablecoin, seperti Tether (USDT) dan USD Circle (USDC), memainkan peran vital dalam integrasi ekonomi digital, terutama saat terjadi penurunan di pasar kripto. Stabilitas yang ditawarkan oleh stablecoin ini memberikan perlindungan kepada para investor dan mendorong adopsi lebih lanjut dalam transaksi harian. Setelah beberapa pekan stagnan, momentum pertumbuhan ini memperlihatkan potensi besar bagi ekonomi stablecoin untuk terus berkembang di masa mendatang.
Disclaimer: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. WagonNews tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil. Pelajari dan analisis terlebih dahulu sebelum membeli atau menjual aset kripto.