
WagonNews – Pada Rabu, 23 Oktober 2024, IBM (International Business Machines) mengumumkan hasil keuangan kuartal ketiga yang tidak memenuhi ekspektasi analis. Pendapatan perusahaan tersebut dilaporkan lebih rendah dari perkiraan, terutama disebabkan oleh penurunan kinerja di segmen konsultasi. Dampak ini terasa akibat banyak perusahaan yang memangkas pengeluaran tidak penting, sementara segmen infrastruktur IBM juga mengalami penurunan. Akibatnya, saham IBM turun sekitar 4% dalam perdagangan pasca penutupan.
Setelah mencatat kenaikan lebih dari 40% sepanjang tahun ini, investor awalnya optimis terhadap prospek IBM untuk meraih keuntungan dari layanan kecerdasan buatan (AI) melalui penawaran perangkat lunak dan konsultasinya. Namun, ketidakpastian dalam situasi ekonomi global membuat banyak perusahaan memilih untuk fokus pada proyek konsultasi jangka panjang yang berhubungan dengan AI, sehingga penjualan IBM dari proyek jangka pendek mengalami penurunan.
Dampak Penurunan Pengeluaran pada Bisnis Konsultasi
CEO IBM, Arvind Krishna, dalam panggilan konferensi pasca laporan keuangan, menyebutkan bahwa penurunan pengeluaran diskresioner dari klien berdampak signifikan pada bisnis konsultasi mereka. Bisnis-bisnis saat ini lebih berhati-hati dalam mengalokasikan anggaran, memprioritaskan investasi jangka panjang terkait teknologi AI yang dirasa lebih strategis dalam jangka panjang. Hal ini mempengaruhi penjualan konsultasi jangka pendek yang menjadi salah satu pilar bisnis IBM.
Selama kuartal ketiga, IBM mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 1% menjadi $14,97 miliar, sedikit di bawah estimasi analis yang diprediksi sebesar $15,07 miliar menurut data dari LSEG. Segmen konsultasi, yang menjadi fokus utama perusahaan, menunjukkan pertumbuhan yang stagnan selama kuartal tersebut, mengindikasikan adanya penurunan minat terhadap layanan jangka pendek yang biasa mereka tawarkan.
Pertumbuhan dalam AI: Peluang Baru di Tengah Tantangan
Meskipun demikian, salah satu titik terang dari laporan kuartal ketiga IBM adalah peningkatan dalam portofolio bisnis AI mereka. “AI Book of Business” milik IBM, yang mencakup pemesanan dan penjualan aktual dari berbagai produk terkait AI, tumbuh menjadi $3 miliar, naik $1 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh proyek-proyek konsultasi yang berkaitan dengan implementasi teknologi generatif AI (GenAI).
James Kavanaugh, Chief Financial Officer (CFO) IBM, mengungkapkan kepada Reuters bahwa banyak klien IBM kini tengah mencari cara untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas agar dapat mengalokasikan lebih banyak investasi ke teknologi GenAI. Meski bisnis AI menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, dampaknya belum sepenuhnya tercermin dalam keseluruhan kinerja segmen konsultasi IBM.
Segmen AI yang sedang berkembang di IBM didominasi oleh proyek konsultasi, dengan rasio kontribusi satu-lima dari perangkat lunak dan empat-lima dari layanan konsultasi. Namun, pertumbuhan ini menghadapi tantangan lain. Menurut Michael Ashley Schulman, Chief Investment Officer di Running Point Capital, anggaran klien tidak menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini menyebabkan konsultasi terkait AI justru “memakan” sebagian besar proyek konsultasi lainnya, sehingga dampaknya tidak sepenuhnya terlihat sebagai pertumbuhan yang signifikan bagi segmen tersebut.
Performa Perangkat Lunak: Pendorong Utama Kenaikan Keuntungan
Sementara segmen konsultasi menghadapi kesulitan, divisi perangkat lunak IBM justru mengalami lonjakan yang signifikan dalam kuartal ini. Ini merupakan kenaikan pendapatan terbesar yang tercatat dalam tiga tahun terakhir. Banyak perusahaan kini memperluas infrastruktur cloud mereka untuk mendukung penerapan teknologi generatif AI, yang secara langsung mendukung pertumbuhan divisi perangkat lunak IBM.
Pertumbuhan di segmen perangkat lunak juga membantu meningkatkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. IBM melaporkan laba sebesar $2,30 per saham, mengalahkan rata-rata estimasi analis sebesar $2,23 per saham, menurut data yang dihimpun oleh LSEG. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan di beberapa segmen bisnis, seperti konsultasi dan infrastruktur, divisi perangkat lunak berhasil menjadi motor penggerak keuntungan bagi perusahaan.
Penurunan di Segmen Infrastruktur
Namun, kabar kurang menggembirakan datang dari segmen infrastruktur IBM. Segmen ini, yang meliputi bisnis mainframe perusahaan, mengalami penurunan pendapatan sebesar 7%. Penyebab utama penurunan ini adalah siklus produk tiga tahunan yang mendekati akhir. IBM memiliki siklus peluncuran produk infrastruktur yang terjadwal, dan mendekati akhir siklus, biasanya terjadi penurunan penjualan yang sifatnya siklus.
Penurunan ini bukan hal yang tak terduga, mengingat sifat bisnis infrastruktur yang memang beroperasi dengan pola penjualan yang fluktuatif mengikuti peluncuran produk baru. Namun, tetap saja, penurunan sebesar 7% menjadi salah satu faktor yang memperberat kinerja kuartalan IBM secara keseluruhan.
Tantangan dan Peluang untuk IBM ke Depan
Secara keseluruhan, meskipun IBM menghadapi tantangan di beberapa segmen bisnisnya, perusahaan tetap menunjukkan kekuatan di sektor AI dan perangkat lunak. Segmen perangkat lunak yang tumbuh pesat dan kontribusi AI yang semakin besar diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan IBM ke depan. Di sisi lain, tantangan di segmen konsultasi dan infrastruktur perlu mendapatkan perhatian khusus dari manajemen perusahaan untuk memastikan kestabilan bisnis secara keseluruhan.
Dalam beberapa bulan mendatang, IBM tampaknya akan terus fokus pada peningkatan efisiensi dan pengembangan solusi AI yang lebih terintegrasi, terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Dengan strategi yang tepat, perusahaan ini dapat menjaga momentum pertumbuhannya dan menghadapi tantangan yang ada dengan lebih baik.