
WAGONNEWS, YOGYAKARTA – Beberapa tokoh penting Muhammadiyah kini masuk dalam jajaran Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Salah satu figur yang menonjol adalah Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang resmi dilantik pada Senin, 21 Oktober di Istana Kepresidenan Jakarta sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, yang lahir di Kudus pada 2 September 1968, merupakan tokoh penting di dunia pendidikan dan dakwah. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Kudus, dengan menamatkan studi di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum (1980), Madrasah Tsanawiyah Negeri (1983), dan Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial di Kudus (1986).
Jenjang sarjana S-1 ia tempuh di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1991. Untuk pendidikan S-2, Abdul Mu’ti meraih gelar dari School of Education, Flinders University of South Australia pada tahun 1997. Di sisi lain, ia juga mengikuti program pendidikan singkat di University of Birmingham (2005), serta menyelesaikan program doktoral S-3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Selain itu, sejak 1993, ia menjadi dosen di IAIN Walisongo dan juga dipercaya sebagai salah satu penasihat di The British Council London mulai tahun 2006.
Majelis Pendidikan Dasar
Karier Mu’ti di Muhammadiyah juga berkembang pesat. Pada periode 2005-2010, ia ditunjuk sebagai Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah. Ia kemudian menjabat sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah pada periode 2010-2015 dan terus dipertahankan hingga periode 2015-2027 setelah terpilih kembali dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan ke-48 di Surakarta.
Tidak hanya di Muhammadiyah, Abdul Mu’ti juga memegang peran penting di kancah internasional. Ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Centre for Dialog and Cooperation among Civilisation (CDCC) dan menjadi penasihat The British Council pada tahun 2005. Abdul Mu’ti adalah tokoh Asia pertama yang menjadi Direktur di CDCC.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada periode 2005-2010. Selain itu, ia aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan turut serta dalam tim Penanggulangan Terorisme sebagai Wakil Sekretaris.
Pada tahun 2007, Abdul Mu’ti terlibat dalam delegasi pemerintah Indonesia untuk kampanye perdamaian di Amerika Serikat. Di tahun yang sama, ia juga menjadi anggota Indonesia-United Kingdom Islamic Advisory Group (IUIAG), sebuah kelompok yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia dan Inggris. Sebagai sosok pemimpin muda, ia juga menjadi salah satu peserta pertama dalam program Indonesia-Australia Young Muslim Leaders Exchange Program yang dimulai pada tahun 2002.
Atas kontribusinya di kancah internasional, Abdul Mu’ti dianugerahi penghargaan Australian Alumni Award pada tahun 2008 dalam kategori Inspiration Award, sebagai pengakuan atas prestasi dan dedikasinya dalam hubungan antarbangsa dan kegiatan internasional.
Pemikiran-pemikiran Abdul Mu’ti dituangkan dalam berbagai buku, di antaranya: Deformalisasi Islam: Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas (2004), Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen dalam Pendidikan (2009), Inkulturasi Islam: Menyemai Keadilan, Persaudaraan, dan Emansipasi Kemanusiaan (2009), serta Islam in Indonesia: A to Z Basic Reference (2009).
Pada 2 September 2020, Abdul Mu’ti resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.