Presiden Joko Widodo resmi memberhentikan Budi Gunawan dari posisinya sebagai Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) pada Oktober 2024. Keputusan ini dinilai oleh Jokowi sebagai hal yang sifatnya administratif semata. “Oh, itu administrasi saja,” ujar Jokowi ketika dikonfirmasi saat kunjungan kerjanya di Sumatera Utara pada 16 Oktober 2024. Pernyataan ini mengklarifikasi bahwa tidak ada permasalahan besar yang mendasari pencopotan Budi Gunawan Kepala BIN.
Jokowi berhentikan Budi Gunawan sebagai bagian dari transisi menuju pemerintahan baru. Sebelumnya, Jokowi telah berkoordinasi dengan presiden terpilih Prabowo Subianto terkait penunjukan pengganti Budi Gunawan. Prabowo mengusulkan agar Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra, yang juga dikenal sebagai M. Herindra, diangkat sebagai Kepala BIN yang baru.
Pergantian Kepala Bin Tidak Dilakukan Sembarangan
Setelah proses uji kepatutan dan kelayakan yang diselenggarakan oleh DPR, Herindra resmi dipilih sebagai calon tunggal Kepala BIN yang baru. DPR menyetujui bahwa Herindra Kepala BIN adalah sosok yang tepat untuk menggantikan Budi Gunawan. Puan Maharani, Ketua DPR, menegaskan bahwa hasil uji tersebut menyatakan M. Herindra adalah satu-satunya calon yang diterima.
Pelantikan Muhammad Herindra sebagai Kepala BIN akan dilakukan bersamaan dengan pelantikan menteri kabinet baru pada 21 Oktober 2024, sehari setelah pelantikan presiden periode 2024-2029. Langkah Jokowi berhentikan Kepala BIN ini menjadi bagian dari transisi yang lebih besar menuju pemerintahan Prabowo Subianto. Budi Gunawan Kepala BIN akan resmi digantikan setelah M. Herindra dilantik, dan tugas Kepala BIN yang baru ini diharapkan dapat melanjutkan agenda intelijen nasional di masa mendatang.
Dengan pergantian ini, Budi Gunawan resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala BIN, dan transisi menuju Herindra diharapkan berjalan mulus di bawah pemerintahan baru.