WagonNews, Jakarta – Grayscale, perusahaan pengelola aset kripto, telah mengambil langkah penting dengan mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk mengubah dananya senilai USD 520 juta (sekitar Rp 8 triliun), yang melacak beberapa mata uang kripto, menjadi dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Permohonan ini merupakan bagian dari upaya Grayscale untuk mempermudah investor dalam memperdagangkan aset mereka di pasar bursa.
Mengutip laporan Cointelegraph pada Rabu, 16 Oktober 2024, permohonan tersebut diajukan melalui Bursa Efek New York (NYSE) atas nama Grayscale dalam pengajuan formulir 19b-4 pada 14 Oktober 2024. Formulir ini berisi permintaan kepada SEC untuk mengubah aturan yang ada, guna memungkinkan pencatatan ETF baru.
Dana Kapitalisasi Besar Digital Grayscale saat ini mengelola lebih dari USD 524 juta (sekitar Rp 8,1 triliun) dalam bentuk aset, yang sebagian besar diinvestasikan pada Bitcoin dengan alokasi sebesar 76%. Sebanyak 18% diinvestasikan pada Ether, dan sisanya dipecah ke dalam beberapa mata uang kripto lain seperti Solana, XRP, dan Avalanche. Formulir 8-K yang disertakan oleh Grayscale menyatakan kepada para investornya bahwa dana tersebut akan tunduk pada aturan dan perubahan pencatatan yang diusulkan oleh NYSE. Dengan konversi ke ETF spot, investor akan dapat membeli dan menjual saham dalam dana ini dengan lebih mudah.
Langkah ini menandai langkah lanjutan dari Grayscale, yang sebelumnya telah berhasil mengonversi dua dana besar di awal tahun 2024, yakni Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan Grayscale Ethereum Trust (ETHE) menjadi ETF. Sebelum ini, SEC telah menolak semua permohonan ETF spot untuk kripto hingga pengadilan memutuskan mendukung Grayscale pada Agustus 2024, yang memaksa SEC mengubah sikapnya.
ETF spot memiliki perbedaan signifikan dari trust dan dana kripto non-spot lainnya. ETF spot menyimpan aset dasar di dalam buku pembukuannya, sementara trust atau dana kripto non-spot menggunakan kontrak berjangka untuk melacak harga aset. Penggunaan kontrak berjangka ini menambah lapisan regulasi dan mempersulit proses jual-beli bagi investor. Dengan konversi menjadi ETF, investor Grayscale berharap dapat memperdagangkan saham dengan lebih mudah, meskipun tantangan diskon pada nilai aset bersih tetap ada.
Prediksi Peluncuran Produk Derivatif ETF Bitcoin pada 2025
James Seyffart, seorang analis dari Bloomberg Intelligence, memperkirakan bahwa produk derivatif untuk opsi ETF Bitcoin kemungkinan besar akan diluncurkan di Amerika Serikat pada kuartal pertama 2025. Meskipun peluncuran sebelum akhir tahun 2024 masih mungkin terjadi, ia menekankan bahwa kuartal pertama 2025 lebih realistis untuk peluncuran instrumen keuangan ini.
Seyffart juga menjelaskan bahwa jalan menuju opsi ETF Bitcoin telah terbuka, terutama setelah SEC mengizinkan Nasdaq untuk mencatatkan opsi terkait iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock pada bulan September lalu. Opsi ETF ini memberi hak kepada investor untuk membeli atau menjual aset acuan pada harga tertentu, yang dapat membantu mereka mengelola risiko di pasar yang volatil.
Dalam konteks pasar mata uang kripto, opsi ini bisa memberikan manfaat besar bagi para investor. Selain memungkinkan mereka untuk mengambil posisi yang lebih aman, produk ini juga mengurangi risiko yang dihadapi rekanan di pasar. Analis menyatakan bahwa opsi ETF ini akan memberikan rasa nyaman bagi penasihat keuangan, yang bertanggung jawab atas sebagian besar aliran investasi di pasar ETF senilai USD 9 triliun.
Seyffart menambahkan, “Volatilitas harga, terutama pergerakan harga ke bawah, masih menjadi penghalang utama bagi banyak investor institusional yang ingin masuk ke pasar Bitcoin. Opsi ETF adalah salah satu solusi terbaik untuk mengatasi risiko ini.”
Arus Keluar ETF Bitcoin Capai Rp 293,4 Miliar
Pasar ETF Bitcoin di Amerika Serikat mencatat penurunan signifikan pada Rabu, 9 Oktober 2024, dengan arus keluar bersih sebesar USD 18,66 juta atau sekitar Rp 293,4 miliar, menurut data dari SoSoValue. ETF Fidelity Bitcoin Trust (FBTC) menjadi penyumbang terbesar arus keluar ini, dengan penarikan dana sebesar USD 48,82 juta dari pasar.
Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), yang merupakan ETF Bitcoin spot terbesar kedua berdasarkan aset bersih, juga mencatatkan penarikan dana sebesar USD 9,41 juta setelah tidak melaporkan adanya arus keluar pada hari sebelumnya. Namun, tidak semua ETF Bitcoin mengalami kinerja negatif. ETF milik BlackRock (IBIT), sebagai ETF Bitcoin spot terbesar, justru mencatatkan arus masuk sebesar USD 39,57 juta, sementara sembilan ETF lainnya tidak mencatatkan arus keluar apa pun.
Volume perdagangan untuk 12 ETF Bitcoin spot mencapai USD 1,35 miliar pada Selasa, naik dari USD 1,22 miliar pada Senin, menandakan adanya minat yang stabil dari para investor pada aset ini meskipun pasar mengalami volatilitas.
Arus Keluar ETF Ethereum
Penurunan juga tidak terbatas pada ETF Bitcoin. ETF Ethereum di Amerika Serikat juga mengalami arus keluar bersih sebesar USD 8,19 juta pada Selasa, setelah tidak mencatatkan arus keluar pada hari sebelumnya. ETF Ethereum milik Bitwise (ETHW) mengalami arus keluar terbesar dengan penarikan dana sebesar USD 4,54 juta, sementara ETF milik Fidelity (FETH) mencatat arus keluar sebesar USD 3,65 juta. Tujuh ETF Ethereum lainnya tidak melaporkan adanya penarikan dana.
Volume perdagangan untuk sembilan ETF Ethereum turun menjadi USD 102,37 juta pada Selasa, dibandingkan dengan USD 118,43 juta pada hari sebelumnya, menunjukkan adanya penurunan minat di kalangan investor pada aset ini.
IMF Kembali Tegur El Salvador Soal Bitcoin
Dalam berita terkait, Dana Moneter Internasional (IMF) sekali lagi memberikan peringatan kepada pemerintah El Salvador terkait penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. IMF merekomendasikan agar pemerintah El Salvador membatasi eksposur sektor publik terhadap Bitcoin dan memperkuat kerangka regulasi serta pengawasan terhadap ekosistem Bitcoin di negara tersebut.
Julie Kozack, Direktur Komunikasi IMF, menyatakan bahwa “Menangani risiko yang ditimbulkan oleh Bitcoin adalah elemen kunci dalam diskusi ini. IMF telah lama menyoroti potensi risiko keuangan yang bisa timbul dari penggunaan Bitcoin sebagai mata uang resmi di negara tersebut.”
IMF sebelumnya mengkritik program Bitcoin El Salvador, mengingat potensi dampak negatif terhadap stabilitas keuangan negara tersebut, yang diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 3% tahun ini.
Disclaimer: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. WagonNews tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil. Pelajari dan analisis terlebih dahulu sebelum membeli atau menjual aset kripto.