WagonNews, Jakarta – Australian Federal Police (AFP) baru saja mencetak sejarah dalam upaya pemberantasan kejahatan digital. Dalam kasus yang dikenal sebagai Operasi Kraken, AFP berhasil menyita mata uang kripto senilai USD 6,4 juta atau sekitar Rp 99,6 miliar. Aksi ini merupakan bagian dari penelusuran terhadap jaringan komunikasi terenkripsi yang terlibat dalam tindakan kriminal tersembunyi.
Mengutip laporan dari CoinDesk pada Minggu (6/10/2024), penyitaan ini dilakukan hanya beberapa minggu setelah pihak berwenang menangkap Jay Je Yoon Jung, seorang warga Sydney berusia 32 tahun yang diduga kuat sebagai otak di balik jaringan Ghost, aplikasi komunikasi yang dirancang untuk menutupi aktivitas kriminal.
Pada Rabu (2/10), Jung muncul di hadapan pengadilan di Sydney untuk menghadapi dakwaan atas keterlibatannya. Tak hanya itu, seorang pria lain yang diduga mendistribusikan aplikasi tersebut juga berhasil ditangkap.
Aset kripto yang berhasil diamankan telah dipindahkan ke dalam penyimpanan aman milik AFP. Proses hukum kini sedang berlangsung untuk memastikan penyitaan permanen dari aset tersebut.
Lonjakan Peretasan Kripto di 2024: Kerugian Mencapai Rp 18,6 Triliun
Tahun 2024 telah menjadi tahun kelam bagi keamanan kripto. Menurut laporan terbaru dari Immunefi, aset kripto senilai USD 1,21 miliar atau sekitar Rp 18,6 triliun telah lenyap akibat peretasan dan pencurian melalui 154 eksploitasi yang berbeda.
Data ini menunjukkan peningkatan sebesar 15,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, di mana kerugian melebihi USD 1 miliar. Angka ini menjadi peringatan serius bagi industri kripto yang tampaknya semakin rentan terhadap serangan siber.
CEO Immunefi, Mitchell Amador, menyampaikan bahwa meskipun sulit untuk meramalkan masa depan, risiko besar selalu mengintai ekosistem kripto. “Kita harus selalu waspada dan siap untuk mengurangi risiko yang ada,” ujar Amador dalam wawancara dengan CoinTelegraph.
Meskipun begitu, ada penurunan yang signifikan dalam aktivitas peretasan dari bulan ke bulan sepanjang tahun 2024. Pada bulan Agustus, kripto senilai lebih dari USD 15 juta berhasil dicuri, yang merupakan penurunan drastis hingga 94% dibandingkan bulan Juli di mana USD 274 juta hilang akibat dua insiden besar: peretasan Ronin Network sebesar USD 9,8 juta dan eksploitasi Nexera senilai USD 1,5 juta.
Operasi Kraken: Perang Melawan Kripto Kriminal
Operasi ini dikenal dengan nama “Operasi Kraken” dan melibatkan 700 anggota AFP yang bekerja tanpa lelah. Dalam aksinya, mereka telah melaksanakan 93 surat perintah penggeledahan, menangkap 46 orang, mencegah 50 ancaman terhadap nyawa, serta menyita 30 senjata dan 200 kg obat-obatan terlarang.
Meskipun menggunakan nama Kraken, tidak ada hubungan langsung antara operasi ini dengan bursa kripto bernama Kraken. Juru bicara AFP menegaskan dalam sebuah pernyataan via email kepada CoinDesk bahwa Kraken yang terlibat adalah platform komunikasi terenkripsi, bukan bursa kripto yang terkenal.
Kraken, sebagai perusahaan, menyatakan kekecewaannya atas penggunaan nama tersebut. Mereka menegaskan bahwa pemilihan nama operasi ini sama sekali tidak terkait dengan perusahaan mereka. “Kami menyayangkan pemilihan nama tersebut, karena sama sekali tidak ada kaitannya dengan merek kami,” ungkap perwakilan Kraken.
Penggerebekan di Irlandia: Kripto Curian Berhasil Disita
Sementara itu, di sisi lain dunia, penggerebekan di Irlandia oleh Garda National Cyber Crime Bureau (GNCCB) berhasil menyita mata uang kripto senilai sekitar USD 7,1 juta atau Rp 113,1 miliar. Operasi ini dilancarkan di North County Dublin pada Senin, 5 Agustus 2024, sebagai bagian dari investigasi besar terhadap pencucian uang dan perdagangan barang ilegal di darknet.
Dilansir dari News.Bitcoin.com, penggerebekan ini juga berhasil mengamankan jam tangan mewah senilai lebih dari 120.000 Poundsterling (sekitar Rp 2,4 miliar) serta dua kendaraan bertenaga tinggi dengan nilai total 220.000 Poundsterling (sekitar Rp 4,4 miliar).
Inspektur Detektif Michael Mullen dari GNCCB menyebutkan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari investigasi yang sangat rumit terhadap kegiatan ilegal di pasar darknet. “Ini adalah bukti nyata bahwa Irlandia tetap berkomitmen untuk tidak memberi tempat aman bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan apa pun, serta menegaskan tekad kami untuk memastikan bahwa keuntungan finansial dari kejahatan ini, dalam bentuk apa pun, tidak akan dapat mereka nikmati,” tegas Mullen.
Operasi tersebut berujung pada penangkapan tiga orang, termasuk dua pria berusia 23 dan 49 tahun, serta seorang perempuan berusia 32 tahun. Kedua pria tersebut diduga terlibat dalam membantu organisasi kriminal melakukan pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Peradilan Pidana Irlandia tahun 2006, sementara perempuan tersebut ditangkap atas tuduhan pencucian uang berdasarkan Undang-Undang Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris tahun 2021.
Meskipun pria berusia 49 tahun dan perempuan tersebut telah dibebaskan sambil menunggu proses hukum lebih lanjut, pria berusia 23 tahun masih tetap ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
*Disclaimer: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. WagonNews tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil. Pelajari dan analisis terlebih dahulu sebelum membeli atau menjual aset kripto.