Harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai US$ 64.000 setelah The Fed mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin. Kenaikan ini memicu antusiasme di kalangan investor kripto yang berharap akan munculnya bull market baru. Namun, influencer dan trader kripto yang dikenal dengan nama ‘VirtualBacon’ memberikan peringatan kepada para investor agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dalam cuitannya di platform media sosial X, ia menekankan bahwa meskipun Bitcoin naik dengan cepat, situasi pasar saat ini masih belum stabil. “Jujur saja, saat ini masih terlalu dini untuk menyebut kenaikan ini sebagai awal dari tren naik yang berkelanjutan,” tegas VirtualBacon.
Setelah pemangkasan suku bunga oleh The Fed, harga Bitcoin berhasil menembus angka US$ 64.000, setelah beberapa bulan berkutat di kisaran US$ 58.000 hingga US$ 62.000. Namun, menurut VirtualBacon, lonjakan ini belum dianggap signifikan karena belum mencapai level kunci di US$ 64.900. “Kita perlu menunggu Bitcoin melewati US$ 64.900 untuk mengonfirmasi breakout yang sebenarnya. Karena tanpa melewati batas ini, kenaikan harga saat ini bisa jadi hanya sementara,” ujarnya.
Tanda Resesi dan Harapan di Masa Depan
Ketua The Fed, Jerome Powell, juga memberikan sinyal bahwa pemotongan suku bunga tambahan sebesar 50 basis poin mungkin akan terjadi di akhir tahun. Meskipun hal ini berpotensi mendongkrak harga Bitcoin lebih tinggi, VirtualBacon menekankan pentingnya kewaspadaan. Ia mencatat bahwa meskipun Bitcoin saat ini berada di sekitar US$ 63.000, tren penurunan yang dimulai sejak Maret masih belum berakhir. Penting untuk mempertimbangkan kondisi ekonomi secara menyeluruh, termasuk tingkat pengangguran dan inflasi, sebelum mengambil keputusan investasi yang signifikan. “Salah satu kekhawatiran investor adalah bahwa pemangkasan suku bunga bisa menjadi tanda awal dari resesi,” jelas VirtualBacon.
Sepanjang sejarah, resesi sering kali terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga hingga 200 basis poin atau lebih dalam satu tahun. Waktu terjadinya resesi bisa bervariasi, dan beberapa prediksi menunjukkan ada 61 persen kemungkinan resesi akan terjadi pada Agustus 2025. “Kunci untuk mengetahui apakah resesi sudah dekat atau belum adalah tingkat pengangguran,” katanya. Ia menegaskan bahwa selama tingkat pengangguran tetap di bawah 4,4 persen, The Fed kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Namun, jika angka pengangguran meningkat, risiko resesi bisa menjadi lebih nyata.
Meski situasi pasar masih penuh ketidakpastian, VirtualBacon tetap optimis mengenai prospek jangka panjang Bitcoin. Ia mencatat bahwa ketika likuiditas global meningkat, harga Bitcoin cenderung meningkat. Baru-baru ini, suplai uang global mencapai level tertinggi sepanjang masa, yang bisa menjadi indikasi bahwa tren kenaikan Bitcoin akan berlanjut. Untuk menghadapi volatilitas dan kondisi pasar saat ini, VirtualBacon berbagi beberapa strategi:
- Tahan posisi spot di Bitcoin, Ethereum, dan Solana.
- Hindari penggunaan leverage karena pasar saat ini terlalu bergejolak.
- Beli secara bertahap atau DCA di sektor-sektor yang kuat seperti AI, gaming, dan beberapa proyek blockchain.
- Tetap tenang dan sabar, karena arah pasar akan lebih jelas pada bulan November.