WagonNews – “Para konsumen mewah mencari pengalaman unik dan tak terlupakan, dan mereka ingin mencobanya dengan merek yang dapat mereka percayai untuk memenuhi harapan tersebut,” ungkap Tina Edmundson, Presiden Mewah Marriott International.
Suatu saat, ketika Tina Edmundson masih kecil dan bepergian dengan keluarganya, ia diam-diam masuk ke lounge di dalam pesawat 737. “Di masa itu, lounge pesawat ada di dek atas. Itu adalah petualangan yang sangat menyenangkan,” kenang Edmundson. Dengan latar belakang keluarga yang erat dengan dunia perjalanan, ia memiliki banyak kenangan serupa.
“Kedua orang tua saya bekerja untuk maskapai penerbangan, dan saat ini, saudara laki-laki saya menjadi pilot di Air India. Selama masa kecil, kami sering berkeliling dunia, dan saya sangat menyukainya. Orang tua saya percaya bahwa perjalanan adalah pendidikan terbaik, jadi setiap liburan musim panas kami selalu pergi ke luar negeri. Dari sana, saya mulai tertarik dengan hotel dan industri perhotelan sejak usia muda,” ujar Edmundson yang lahir di Mumbai.
Sebelum menjabat posisi saat ini pada tahun 2023, Edmundson telah memegang sejumlah posisi manajerial selama 16 tahun bersama Marriott. Salah satu momen penting dalam karirnya adalah keterlibatannya dalam akuisisi Starwood Hotels & Resorts pada tahun 2016, yang membuat Marriott menjadi perusahaan hotel terbesar di dunia dengan 30 merek dan sekitar 9.000 properti di seluruh dunia.
Portofolio mewah Edmundson terdiri dari 626 properti, termasuk hotel, residensial, dan timeshare, tersebar di 71 negara dan wilayah di bawah delapan merek: The St. Regis, Ritz-Carlton, Ritz-Carlton Reserve, Bvlgari Hotels & Resorts, Edition, The Luxury Collection, JW Marriott, dan W Hotels.
Laporan Pasar Mewah
Edmundson menyoroti bahwa para wisatawan kini ingin mewujudkan impian mereka dengan menghabiskan waktu dan uang pada pengalaman-pengalaman yang paling bermakna bersama orang-orang tercinta. “Pasar global untuk perjalanan mewah diproyeksikan tumbuh dari US$1,1 triliun pada tahun 2022 menjadi US$2,3 triliun pada tahun 2030. Dengan terus bertambahnya kekayaan, jumlah miliarder dan jutawan juga terus meningkat,” ungkapnya.
“Mereka tidak hanya bermimpi tentang perjalanan; mereka merealisasikan impian itu dan bersedia menghabiskan uang mereka untuk pengalaman yang paling berkesan,” tambah Edmundson. Khususnya di Asia Pasifik, permintaan perjalanan mewah diperkirakan akan melampaui pertumbuhan pasokan hampir dua kali lipat dalam empat tahun mendatang.
Marriott International menunjukkan komitmen untuk memperluas sektor ini melalui laporan yang dirilis pada 1 Juli 2024. Laporan berjudul New Luxe Landscapes: Emerging Luxury Travel Trends Asia Pacific ini disusun dengan melibatkan 1.200 wisatawan internasional yang sering bepergian untuk rekreasi. Mereka adalah 10 persen penduduk terkaya di Australia, Singapura, India, Indonesia, Korea Selatan, dan Jepang.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 68 persen dari responden berencana melakukan perjalanan dalam 12 bulan mendatang, dengan 74 persen di antaranya masih di wilayah Asia Pasifik. Mengingat sepertiga dari portofolio Marriott berada di kawasan APAC, Edmundson dan timnya terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar ini.
Berwisata untuk Acara dan Kuliner
Menurut Edmundson, konsumen mewah kini semakin tertarik dengan pengalaman yang tidak biasa, seperti menghadiri acara olahraga besar atau konser. Sebagai contoh, Channel News Asia melaporkan bahwa harga penerbangan dan akomodasi naik hingga 30 persen selama rangkaian konser Taylor Swift Eras Tour di Singapura. Sekitar 70 persen dari penonton konser tersebut datang dari luar negeri.
“Tren ini menunjukkan peningkatan permintaan untuk pengalaman perjalanan yang memperkaya dan tidak konvensional,” jelas Edmundson. Organisasi mewah yang baru dipimpinnya fokus untuk memberikan pengalaman terbaik, dengan kekuatan sistem dan program yang solid. Kolaborasi strategis dan acara yang dikurasi secara eksklusif adalah beberapa hasil dari dedikasi ini.
Selain acara, banyak orang juga kini bepergian untuk kuliner. Sebanyak 88 persen responden dari laporan New Luxe Landscapes mengatakan bahwa menemukan petualangan kuliner baru adalah aspek yang ‘penting’ atau ‘sangat penting’. Edmundson menyatakan bahwa kuliner berkualitas tinggi menjadi motivasi utama para wisatawan mewah untuk menjelajahi berbagai wilayah baru.
Peduli Terhadap Lingkungan
Generasi milenial dan Gen Z tidak hanya mencari pengalaman, tetapi juga memprioritaskan nilai-nilai keberlanjutan. “Bagi wisatawan UHNW saat ini, makna dan motif di balik pengalaman mereka terus berkembang, sehingga mereka mencari destinasi yang selaras dengan nilai-nilai mereka dan berfokus pada keberlanjutan,” ungkap Edmundson.
Sebagai organisasi perhotelan terbesar di dunia, Marriott juga memiliki pengaruh besar dalam aspek ini. Program Community Footprints dari Ritz-Carlton, misalnya, membantu kebutuhan lokal seperti pendidikan, sosial, dan pelestarian lingkungan.