Jakarta, WagonNews – Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyampaikan bahwa meskipun Jakarta tidak berada tepat di atas zona megathrust, ibu kota tetap rentan terhadap dampak sekunder dari gempa besar yang terjadi di zona megathrust, khususnya di sepanjang pantai barat Sumatera dan selatan Jawa.
Yohan menjelaskan bahwa gempa besar dari zona megathrust masih bisa dirasakan di Jakarta, terutama karena posisi ibu kota yang relatif dekat dengan patahan di selatan Jawa. Oleh karena itu, Jakarta harus tetap waspada terhadap potensi guncangan.
Berikut adalah beberapa poin penting dari peringatan BPBD DKI terkait potensi megathrust di Selat Sunda yang kami rangkum untuk Anda.
BPBD DKI Jakarta Gelar Simulasi Megathrust Selat Sunda untuk Warga
BPBD DKI Jakarta terus melakukan sosialisasi mengenai potensi gempa megathrust Selat Sunda kepada berbagai instansi, termasuk kantor kelurahan dan gedung-gedung perusahaan.
Menurut Yohan, kesadaran masyarakat Jakarta terhadap ancaman megathrust harus ditingkatkan. Isu ini dianggap sangat penting untuk mencegah warga mengabaikan bahaya yang bisa timbul dari gempa besar.
“Jika ini tidak diberi peringatan, warga bisa menganggapnya sepele, sehingga tidak ada kewaspadaan,” ujar Yohan pada Rabu (18/9).
Persiapan Sistem Peringatan Dini Tsunami (Ina-TEWS)
Yohan menjelaskan bahwa BPBD DKI Jakarta telah menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi potensi megathrust Selat Sunda, salah satunya dengan pemasangan Ina-TEWS, atau Indonesia-Tsunami Early Warning System.
“BMKG sudah menempatkan alat di BPBD, yaitu TEWS, yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini tsunami. Alat ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan akan memberikan notifikasi setiap ada gempa,” jelas Yohan.
BPBD DKI Jakarta juga terus berkoordinasi dengan BMKG terkait perkembangan potensi gempa megathrust di Selat Sunda.
Warga DKI Jakarta Bersiap Hadapi Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda
BPBD DKI Jakarta berencana menggelar simulasi secara serentak untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa megathrust di Selat Sunda. Simulasi ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana.
“Kami akan melakukan simulasi secara menyeluruh, sebagai respons atas meningkatnya perhatian terhadap potensi megathrust,” ujar Wardaya, Ketua Sub-kelompok Kedaruratan dan Penanganan Pengungsi BPBD DKI Jakarta.
Wardaya menambahkan bahwa BPBD DKI telah menyiapkan berbagai skenario simulasi yang mencakup semua lapisan masyarakat. Skenario-skenario tersebut meliputi bagaimana warga menghadapi gempa di berbagai tempat, seperti rumah sakit, pemukiman padat, pasar, sekolah, hingga gedung perkantoran.