ANALIS MARKET (19/9/2024) Potensi Kenaikan Permintaan untuk SBN Berdenominasi Rupiah
Menurut riset harian fixed income yang dirilis oleh BNI Sekuritas, harga Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan apresiasi selama sesi perdagangan kemarin. Data dari PHEI mencatat bahwa yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) mengalami penurunan sebesar 3 basis poin, mencapai level 6,37%. Sementara itu, yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 1 basis poin, menjadi 6,53%.
Informasi dari Bloomberg menunjukkan bahwa yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) menurun 1 basis poin menjadi 6,56%. Analis dari BNI Sekuritas mengungkapkan bahwa level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih dalam rentang estimasi mereka untuk minggu ini, yaitu antara 6,47% hingga 6,66%.
The Fed mengungkapkan keyakinan bahwa inflasi akan bergerak secara konsisten menuju target 2% mereka, dan tetap berkomitmen untuk mendukung pencapaian maksimum di sektor tenaga kerja serta mengendalikan inflasi sesuai target.
Dalam Summary of Economic Projection (SEP) terbaru, The Fed memproyeksikan laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi akan melambat. Mereka juga memperkirakan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya pada SEP Juni. Terkait Federal Funds Rate (FFR), The Fed menurunkan proyeksi akhir tahun 2024 dari 5,1% menjadi 4,4%, dengan pemangkasan 50 basis poin pada FOMC kemarin. Diperkirakan akan ada pemangkasan tambahan sebesar 50 basis poin di sisa tahun ini.
Secara global, tren negatif dalam pasar obligasi terlihat dari peningkatan yield US Treasury (UST). Yield curve UST 5-tahun naik 3 basis poin menjadi 3,47%, sedangkan yield UST 10-tahun meningkat 5 basis poin menjadi 3,70%. Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia tetap stabil di level 67 basis poin.
Menurut BNI Sekuritas, dengan mempertimbangkan kondisi pasar saat ini, ada potensi peningkatan permintaan untuk instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Obligasi yang diperkirakan menarik bagi investor termasuk FR0081, FR0040, FR0086, FR0082, FR0054, FR0058, FR0045, FR0050, dan FR0079.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp19,7 triliun, menurun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai Rp25,5 triliun. Seri FR0104 dan FR0097 menjadi yang paling aktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp1,9 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp947,9 miliar.
Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 17-18 September 2024, BI memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,00%. Ke depan, BI akan menyesuaikan kebijakan suku bunga sesuai dengan proyeksi inflasi yang rendah, stabilitas nilai tukar Rupiah, dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tercatat stabil di level Rp15.335/US$, tidak berubah dibandingkan dengan hari sebelumnya, menurut data Bloomberg.
Secara eksternal, US Federal Reserve memangkas FFR sebesar 50 basis poin pada FOMC Meeting yang berlangsung pada 17-18 September 2024.