JAKARTA, WagonNews – Pakar kebijakan publik, Trubus Rahardiansah, mencurigai adanya campur tangan orang dalam di Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang menyebabkan sulitnya upaya relokasi pasar tumpah di Jalan Merdeka, Bogor Tengah. Rencana relokasi pedagang ke Pasar Mawar terganjal oleh intimidasi preman yang diduga memiliki koneksi dengan pihak internal Pemkot.
“Preman di sini sepertinya punya kekuasaan penuh, tampaknya mereka memiliki jaringan dengan orang dalam. Diduga Pemkot-lah yang memberikan perlindungan,” ujar Trubus kepada WagonNews, Minggu (15/9/2024).
Menurut Trubus, tanpa campur tangan preman, proses relokasi akan berjalan lebih mudah. Preman tidak akan bertindak sejauh ini tanpa dukungan dari pihak di dalam Pemkot.
“Jika pedagang setuju, namun karena intervensi preman, jadi terhambat. Saya rasa preman tidak akan beraksi sekejam ini jika tidak ada dukungan dari pihak internal pemkot,” tambahnya.
Trubus juga menekankan perlunya kemauan politik dari Pemkot Bogor untuk menangani masalah ini. Menurutnya, penataan internal Pemkot harus menjadi prioritas sebelum menangani relokasi pasar. “Masalah seperti ini umum di kota-kota lain, tapi bisa diatasi jika internal mereka dibereskan terlebih dahulu. Cari tahu jaringan preman yang terhubung dengan orang dalam dan hentikan hubungan itu,” tegas Trubus.
Relokasi Terkendala Intimidasi Preman
Pemkot Bogor menghadapi kendala setiap kali berupaya menertibkan pedagang di sepanjang Jalan Merdeka. Kepala Satpol PP Kota Bogor, Agustian Syach, menjelaskan bahwa sulitnya penertiban karena adanya intimidasi preman terhadap pedagang yang telah dipindahkan ke lokasi relokasi.
“Kami sudah mencoba menertibkan dan memindahkan pedagang ke lokasi relokasi, namun preman mengintimidasi para pedagang yang telah pindah,” ungkap Agustian Syach, Jumat (13/9/2024).
Meski begitu, Satpol PP memastikan bahwa upaya penertiban akan tetap dilanjutkan setelah lokasi relokasi yang baru ditetapkan oleh Pemkot Bogor.
20 Tahun Menghadapi Masalah yang Sama
Boy (45), warga asli Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, mengaku kesal dengan keberadaan pasar tumpah yang sudah berlangsung selama 20 tahun di lingkungannya.
“Sudah lebih dari 20 tahun kami tidak nyaman karena para PKL. Masalah ini memicu kemacetan, penumpukan sampah, dan kesan kumuh,” tutur Boy kepada WagonNews, Kamis (12/9/2024).
Boy dan warga sekitar telah berulang kali menyampaikan keluhan ke Pemkot Bogor, berharap adanya solusi yang efektif dan berkelanjutan. Namun hingga saat ini, langkah nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas belum terlihat. Upaya penertiban yang pernah dilakukan oleh Pemkot hanya bersifat sementara.